Sabtu, 02 Juni 2012

Tipuan Zhahir


Tipuan Zhahir

Zhahir itu. Yah. Lagi-lagi zhahir itu selalu cari masalah!
Zhahir itu. Maumu apa?
Hari ini kau buatku menangis.
Lalu keesokan harinya, seakan belum puas. Kau lagi-lagi buat ku menangis!
Sampai sekarang pun kau masih penuh dengan tatap-tatap jengkelmu.
Lelah, aku harus berlari. Ingin berhenti, tapi itu sama saja ku biarkan kau dengan mudah menggenggamku dengan tangan kotormu.
Apa perlu ku pakai topeng dusta itu? Yang penuh dengan jebakan-jebakan yang hingga kini pun aku tak bisa bayangkan apa imbasnya?

Yah, zhahir itu sudah menggenggam sepasang bidadari.
Kini sepasang bidadari itu dipakaikan kacamata tabu.
Malang kini, tabunya hidup sepasang bidadari itu.
Saking tabunya, sepasang bidadari tersebut hampir melepaskanj sebelah sayapnya.

Yah kini sayapnya telah rapuh, tak bisa dia hidup dalam ketabuan.
Ketabuan buatan tangan zhahir.
Sayangnya sayap itu tak bisa berbuat lebih, selain ia jatuhkan bulu harapannya.
Bulu-bulu itu, berharap ada seorang pahlawan yg dapat merengkuhnya.
Sehingga mereka tak jatuh ke lubang sumur buatan zhahir.

Pahlawan yang ditunggu-tunggu pun masih dalam kandang buatan zhahir.
Kandang yang dengan sedikit hentakan keyakinan pun, maka sirna pula.
Tapi lagi-lagi disayangkan, zhahir itu masih meniupkan rayuan sinisnya ke otak sang pahlawan.
Pahlawan itu benar-benar dalam keterjebakan yang nyata!

Sampai sekarangpun aku masih mereka-reka kapan ini akan berakhir.
Tapi jangankan mereka. membuka matapun aku ragu!
Bodoh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar